Kategori Artikel
National Urban Forum (NUF) Dashboard capaian implementasi NUA per indikator

Kamis, 18 Desember 2025
Kamis, 18 Desember 2025
Kamis, 18 Desember 2025
Kamis, 18 Desember 2025
Kamis, 18 Desember 2025
Kamis, 18 Desember 2025
Kamis, 18 Desember 2025
Kamis, 18 Desember 2025
Kamis, 18 Desember 2025
Kamis, 18 Desember 2025
Rabu, 17 Desember 2025
Rabu, 17 Desember 2025
Rabu, 17 Desember 2025
Rabu, 17 Desember 2025
Rabu, 17 Desember 2025
Rabu, 17 Desember 2025
Rabu, 17 Desember 2025
Selasa, 16 Desember 2025
Selasa, 16 Desember 2025
Selasa, 16 Desember 2025
Selasa, 16 Desember 2025
Selasa, 16 Desember 2025
Selasa, 16 Desember 2025
Selasa, 16 Desember 2025
Selasa, 16 Desember 2025
Selasa, 16 Desember 2025

14. Ketahanan Bencana

Ketahanan bencana menjadi fondasi penting dalam pembangunan berkelanjutan, mengingat Indonesia berada pada wilayah rawan gempa, tsunami, banjir, dan bencana hidrometeorologi lainnya. Upaya pengurangan risiko bencana tidak hanya menekankan pada sistem peringatan dini dan pemetaan multi-bahaya, tetapi juga pada perencanaan tata ruang, kesiapsiagaan masyarakat, serta sinergi antar-lembaga di tingkat pusat dan daerah. Pendekatan yang komprehensif inidiharapkan mampu memperkuat kapasitas adaptasi sekaligus meminimalkan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan dari bencana di masa depan.

Indonesia telah mencapai kemajuan signifikan dalam pengurangan risiko bencana selama periode 2015-2024, sebagaimana tercermin dari penurunan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) sebesar 3,72 poin (2,82%) secara nasional. Pencapaian ini didukung oleh peningkatan partisipasi daerah dalam penilaian Indeks Ketahanan Daerah, di mana jumlah kabupaten/kota yang berpartisipasi meningkat dari 121 pada tahun 2020 menjadi 445 pada tahun 2024.

Dari 34 provinsi di seluruh Indonesia, terdapat 24 provinsi (70%) yang telah memiliki dokumen Strategis Pengurangan Risiko Bencana (RPB) yang disusun untuk periode 2012-2016, dan satu provinsi memiliki dokumen RPB untuk periode 2018-2023. Selain itu, dari 514 kabupaten/kota di Indonesia, hanya 173 kabupaten/kota (34%) yang memiliki dokumen RPB, atau kabupaten/kota yang memiliki dokumen strategi PRB.

Pada tahun 2020, hanya 24,52% kota yang memiliki Indeks Ketahanan Daerah (IKD), yang mengukur ketahanan daerah, 28,02% memiliki Kajian Risiko Bencana (KRB), yang menilai tingkat bahaya, kerentanan, dan risiko, dan 33,85% memiliki Rencana Penanggulangan Bencana (RPB), sebuah rencana aksi penanggulangan bencana. Pada tahun 2024, cakupan meningkat signifikan menjadi 86,58% untuk IKD, 68,40% untuk KRB, dan 62,84% untuk RPB.

Indonesia memiliki beberapa sistem prakiraan dan monitoring multi-bahaya, diantaranya INARISK oleh BNPB, Peta Sumber dan Bahaya Gempa oleh Kementerian Pekerjaan Umum,Impact-Based Forecasting oleh BMKG, SMS blast, InaTews, EWS.

Keunggulan utama SMS Blast adalah kemampuannya menjangkau populasi yang luas dan cepat hanya dengan dukungan sinyal 2G, yang masih merata di sebagian besar wilayah Indonesia. Hingga saat ini, jangkauan sinyal 2G di Indonesia mencapai 73,07% dari total luas daratan (1.900.075 km²), dan mencakup 99,08% dari total luas permukiman (46.027 km²).


Kamis, 18 Desember 2025
4 dilihat | 1 menit membaca

Berita dan cerita