Kategori Artikel

Ekologi & Lingkungan

Kota sebagai determinasi wilayah sekitarnya akan terus tumbuh sebagai ciri peradaban. Pada tahun 2045 diperkirakan sekitar 70% penduduk bermukim di kota. Tidak hanya di Indonesia, kota-kota di seluruh dunia juga menghadapi berbagai tantangan lingkungan, sosial, dan ekonomi yang semakin kompleks. Perubahan iklim, urbanisasi cepat, polusi, dan peningkatan kebutuhan infrastruktur merupakan beberapa dari tantangan tersebut. Konteks permasalahan mengenai urban ecology dan urban heat energy hingga saat ini dinilai masih sangat minim dalam hal pendokumentasian, sehingga melalui kegiatan working group pada agenda kegiatan NUF diharapkan dapat membuat pendokumentasian perkotaan agar menjadi lebih mudah.

 

Dengan lingkup ekologi dan lingkungan perkotaan, peran ekosistem perlu didalami sebagai penyedia kebutuhan dasar. Upaya integrasi pendekatan berbasis ekosistem dalam perencanaan kota dapat meningkatkan ketangguhan, termasuk dalam perubahan iklim, bencana alam, dan tantangan alam lainnya. Dengan kontribusi emisi Gas Rumah Kaca mencapai 80%, kota menghasilkan perubahan yang signifikan terhadap lingkungan alami, mengancam keanekaragaman hayati, dan ekosistem.

 

Data di Indonesia, subsektor bangunan merupakan penyumbang emisi Gas Rumah Kaca terbesar diantara seluruh sektor energi, dengan rata-rata sebesar 33% selama periode 2011-2021.

 


 

Ruang lingkup cukup luas antara lain terkait kerusakan lingkungan, kemiskinan perkotaan dan dampaknya, transportasi masal, kebencanaan hingga perubahan iklim. WG ini mendorong kepada regenerative design sebagai bagian dari mengembalikan keberadaan ekologi perkotaan, bukan sekedar memperbaiki tapi juga mengembalikan. Isu-isu yang diangkat seperti koneksi blue dan green, emisi CO2 dan perhitungannya, lesson learned dari pandemic, pengendalian lingkungan dan urban health, kesadaran akan dampak perubahan iklim, food security, penerapan konsep smart dan digitalisasi dalam penyelesaian masalah ekologi.

 

 

 


Minggu, 26 Mei 2024
Topik