Keterlibatan Indonesia Dalam Agenda Habitat
Indonesia berperan aktif dalam Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perumahan dan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan (Habitat III) pada tahun 2016, yang menghasilkan adopsi Agenda Baru Perkotaan.Indonesia memainkan peran kepemimpinan dalam mengadvokasi masuknya kawasan Asia-Pasifik dalam diskusi di Habitat III. Negara ini juga menjadi tuan rumah Forum Perkotaan Asia-Pasifik pada tahun 2015, yang mempertemukan perwakilan dari pemerintah, masyarakat sipil, serta sektor swasta untuk membahas tantangan dan peluang pembangunan perkotaan di wilayah tersebut.
Setelah penyepakatan Agenda Baru Perkotaan, Indonesia telah berkomitmen untuk menerapkan prinsip dan tujuan agenda tersebut dalam kebijakan dan program nasionalnya. Pemerintah memprioritaskan pembangunan perkotaan berkelanjutan sebagai area fokus utama dalam rencana pembangunannya dan telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk mempromosikan urbanisasi berkelanjutan dan meningkatkan akses ke layanan dasar di daerah perkotaan.
Upaya Indonesia dalam mengimplementasikan Agenda Baru Perkotaan meliputi:
- Mengembangkan Kebijakan Perkotaan Nasional untuk memandu pembangunan perkotaan berkelanjutan di seluruh negeri.
- Meluncurkan Program Perumahan Terjangkau Nasional untuk meningkatkan akses perumahan terjangkau bagi rumah tangga berpenghasilan rendah.
- Meningkatkan sistem transportasi publik dan menggalakkan penggunaan transportasi tidak bermotor untuk mengurangi kemacetan lalu lintas dan polusi udara di kawasan perkotaan.
- Mempromosikan partisipasi dan keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan dan pembangunan kota.
Secara keseluruhan, peran Indonesia dalam proses Habitat III dan komitmennya untuk mengimplementasikan Agenda Baru Perkotaan menunjukkan upaya kuat terhadap pembangunan perkotaan berkelanjutan dan peningkatan taraf hidup warga masyarakat. Peran Indonesia juga dilihat dari pembentukan berbagai kelembagaan, forum, hingga berkontribusi dalam menyampaikan laporan implementasi Agenda Baru Perkotaan.
Forum Urban Asia-Pasifik keenam (APUF-6) merupakan salah satu forum tingkat Asia-Pasifik yang membahas pembangunan perkotaan. Forum ini diadakan tanggal 19-21 Oktober 2015 di Fairmont Convention Centre, Jakarta, Indonesia. Forum tersebut diselenggarakan oleh United Nations Economic and Social Commision for Asia and the Pacific (ESCAP) dan Kementerian PUPR Indonesia bersama dengan lebih dari 30 mitra. APUF-6 mengangkat tema ‘’Sustainable Urban Development in Asia-Pacific: Towards a New Urban Agenda’’ dan dirangkaikan dengan Regional Meeting Habitat III untuk Asia-Pasifik yang diselenggarakan oleh Pemerintah Republik Indonesia bersama Sekretariat Habitat III pada 21-22 Oktober 2015.
APUF-6 mempertemykan lebih dari 900 peserta, termasuk menteri, waliota, dan pejabat pemerintah lainnya, perwakilan dari akademisi, profesional perkotaan, sektor swasta, masyarakat sipil, pemimpin akar rumput, orang tua, pemuda, serta organisasi internasional, untuk membahas isu-isu yang terus muncul terkait pembangunan perkotaan berkelanjutan di Asia-Pasifik. Letak pembahasan ini khususnya pada isu-isu prioritas untuk kawasan yang akan dipertimbangkan dalam ‘’Agenda Perkotaan Baru’’ yang akan diadopsi pada Habitat III, dan dalam implementasi 2030 Agenda Pembangunan Berkelanjutan. APUF-6 berfungsi sebagai ruang bagi para pemangku kepentingan di regional untuk berbagi praktik terbaik dalam isu-isu pembangunan perkotaan yang kritis dan kerap muncul, contohnya tata kelola, perencanaan, pembiayaan, pengelolaan lahan, perumahan, ketahanan, inklusivitas sosial, pengentasan kemiskinan, perencanaan partisipatif, kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, perubahan iklim, transportasi, keselamatan di ruang publik, pengelolaan limbah, serta pengelolaan sumber daya terpadu.
Forum mengadopsi APUF-6 di Jakarta ‘’Call for Action’’ tentang pembangunan perkotaan berkelanjutan, inklusif dan tangguh, yang dipresentasikan pada Pertemuan Regional Habitat III untuk Asia-Pasifik. Dalam forum ini, Indonesia secara khusus menekankan kepada pentingnya sikap menghargai terhadap keberagaman kondisi wilayah, geografis, suku adat, dan budaya dalam pembangunan perkotaan yang berpusat pada manusia. Selain itu, sebagai negara kepulauan, Indonesia menekankan pada konsep pembangunan Small Island Nation yang berbeda dengan negara benua.
Minggu, 26 Mei 2024
HHD & HKD
Publikasi
Kilas Balik Habitat
Apa yang kerap orang pikirkan ketika mendengar kata “kota”? Mungkin yang terlintas pertama kali di pikiran ketika mendengar kata itu ad... Mulai Membaca
VNR for Implementation of NUA Republic of Indonesia
On the commemoration of World Habitat Day 2021, the government of Indonesia has submitted a provisional report on the implementation of New Urban A... Mulai Membaca