Suatu Hari yang Baik: Menatap Masa Depan Permukiman yang Berkelanjutan
Suatu Hari yang Baik: Menatap Masa Depan Permukiman yang Berkelanjutan
Menggambarkan Kota Berkelanjutan di 2045: Visi untuk Habitat yang Layak Huni
Di tengah meningkatnya populasi penduduk perkotaan dan tantangan lingkungan yang semakin menantang, pameran Suatu Hari yang Baik, 2045 hadir sebagai jendela untuk membayangkan kota yang lebih hijau, layak huni, dan inklusif. Sebuah potret perkotaan ideal dengan ruang gerak yang optimal, layanan air minum dan sanitasi layak, transportasi publik yang efisien, ruang terbuka hijau yang memadai, serta akses yang merata terhadap sumber daya. Sejak awal abad ke-20, perkembangan permukiman di Indonesia membentuk pertumbuhan kota-kota dengan laju yang tidak seragam. Pergerakan tersebut disertai dengan upaya-upaya untuk menciptakan lingkungan yang ideal, baik renovasi permukiman kumuh maupun pembangunan hunian yang layak huni. Seratus tahun berselang sejak Indonesia merdeka, komitmen dan tekad kolektif bangsa Indonesia, Suatu Hari yang Baik, 2045 akan terwujud.
Menyongsong Masa Depan: Kota yang Layak Huni dan Ramah Lingkungan
Mengangkat beragam dinamika perkotaan, pameran menyoroti berbagai isu-isu penting perkotaan. Dimulai dari menuju kota yang lebih hijau, konsep rewilding hadir untuk menawarkan pengurangan efek Urban Heat Island secara signifikan serta suhu di kawasan perkotaan sebanyak 3–4°C. Pemerintah dapat mengkonversikan lahan menjadi hutan-hutan kota berskala besar dengan berfokus pada efisiensi kawasan terbangun. Praktik tersebut dapat menyediakan ruang untuk beragam flora dan fauna endemik yang semula hampir punah serta memungkinkan munculnya berbagai spesies lain karena rantai makanan alami kembali terbentuk. Sehubungan dengan permukiman, strategi padat tapi hijau dengan upaya efisiensi lahan kota memungkinkan terwujudnya lebih banyak unit hunian dengan lantai dasar sebagai lahan terbuka hijau dan ruang publik.
Lebih lanjut, Konsolidasi Tanah Vertikal (KTV) dengan pengoptimalan penggunaan lahan yang ada melalui hunian bertingkat dari penggabungan dan penataan lahan bersama. Skema tersebut memungkinkan masyarakat untuk memiliki pemenuhan hak untuk tinggal di permukiman yang layak huni. Skema KTV terus digaungkan melalui ruang-ruang komunal rusun untuk menjangkau penggunaan yang lebih luas. Seiring dengan itu, permukiman yang inklusif dapat terwujud melalui pemanfaatan ruang publik yang optimal. Dengan adanya ruang komunal, seperti dapur bersama, serta pemanfaatan area koridor, atap, dan balkon rusun, penghuni dapat saling berinteraksi dan merawat. Selain itu, pemanfaatan ruang permukiman untuk urban farming dapat mendukung ketahanan pangan bagi masyarakat dan pemerintah.
Teknologi dan Seni: Menciptakan Kota Masa Depan yang Hijau dan Inklusif
Dalam pemeran yang diprakarsai oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ini, teknologi memainkan peran penting sebagai jembatan antara ide dan visualisasi. Penggunaan perangkat lunak canggih, mulai dari procreate hingga Artificial Intelligence (AI) memungkinkan seniman untuk menggambarkan citra visual perkotaan yang lebih imajinatif dan futuristik. Dengan ketrampilan tinggi Erik Supit, yang menggunakan Adobe Photoshop hingga Stable Diffusion XL, sebuah karya bertajuk Bersama Merawat Komunitas menyajikan potret akomodasi untuk lansia di lantai bawah hunian melalui skema KTV. Melalui seni digital dan teknologi, penekanan aspek keberlanjutan dan inklusivitas berhasil tersampaikan dengan menarik melalui medium yang efektif.
Membangun Optimisme: Pesan yang Tertuang dalam Setiap Karya
Menuju perkotaan yang berkelanjutan, pameran ini diharapkan dapat memupuk semangat optimisme untuk masa depan perkotaan yang lebih baik di Suatu Hari yang Baik, 2045 nanti. Melalui pesan yang terkandung dalam setiap karya, visi mengenai masa depan kota dengan sebuah kawasan hunian yang nyaman, inovatif, serta berkualitas, dimulai hari ini. Setiap seni yang mengalir pada karya-karya ini, masyarakat diharapkan dapat mulai menggaungkan optimisme, sekaligus mendorong langkah konkret dalam upaya yang terus berjalan hingga saat ini.