Potret Isu, Tantangan dan Rekomendasi Kebijakan Perkotaan Indonesia: Pelajaran dari the Second National Urban Forum

Urbanisasi menjadi isu utama dalam pembangunan perkotaan karena kontribusinya terhadap peningkatan jumlah populasi di kota yang menyebabkan tingginya tingkat kemiskinan dan besarnya ketidaksetaraan di kota. Untuk itu, UN-Habitat selaku badan PBB yang menangani masalah permukiman, merekomendasikan pelaksanaan National Urban Forum (NUF) sebagai wadah inklusif pada level nasional yang melibatkan berbagai stakeholders untuk membentuk visi bagi pengembangan kota yang berkelanjutan sejalan dengan New Urban Agenda (NUA) dan Sustainable Development Goals (SDGs).

Sebagai salah satu forum inklusif yang membahas isu kompleks perkotaan, NUF tahun 2023 ini berhasil menjalin networking dan melibatkan stakeholders dari berbagai bidang yang mencapai lebih dari 40 instansi dari kementerian/lembaga, pemerintah daerah, akademisi, profesional, komunitas, LSM, sektor privat dan lembaga donor. Networking ini telah menghasilkan sejumlah kegiatan substansial dalam bentuk workshop, webinar, talkshow, dan dialog, yang disebarluaskan melalui kanal media sosial seperti youtube dan instagram. Kegiatan-kegiatan ini ditujukan untuk memperoleh masukan dari berbagai stakeholder, mendapatkan keberagaman sudut pandang dalam memahami isu kompleks perkotaan, dan mencari solusi bersama terhadap permasalahan perkotaan.

Penyelenggaraan acara NUF pada tahun 2023 ini menjadi salah satu milestone dalam penerapan kebijakan perkotaan nasional dan menjadi salah satu instrumen implementasi NUA dan SDGs di Indonesia. Dengan sejumlah topik yang mengikuti struktur dari Habitat III, dalam NUF dilakukan pembahasan dengan membentuk beberapa working group (WG). Agenda tersebut bertujuan untuk menjawab isu dan tantangan perkotaan yang dihadapi sehingga dapat dilakukan koordinasi dan kerjasama antara Kementerian PUPR dengan semua stakeholder terkait.

NUF pertama yang dilaksanakan pada 28 Mei 2015 di Jakarta Convention Center mengambil tema ‘Towards Indonesia New Urban Agenda’ dengan mengangkat ide-ide inovatif yang memungkinkan perkotaan untuk mengakomodasi kebutuhan penduduk kota yang semakin bertambah. Sedangkan, NUF kedua memiliki roadmap yang lebih agresif. Selain ditujukan sebagai sarana dalam penyusunan laporan implementasi NUA, hasil NUF pada tahun ini yang sifatnya lebih berupa substansi hasil pemetaan isu dari berbagai dialog interaktif, akan ditindaklanjuti melalui tahap perencanaan, implementasi, dan operasionalisasi untuk menjadi masukan bagi kebijakan di masa yang akan datang, khususnya demi mencapai Indonesia Emas 2045”.

Dalam jangka panjang, diharapkan NUF ini dapat menjadi suatu forum yang reguler untuk membahas tentang isu-isu perkotaan dengan pelibatan semua stakeholders sehingga menjadi knowledge hub dan center yang mampu mereplikasi praktik-praktik baik dalam lingkup pengembangan permukiman dan perkotaan, serta dapat memberikan solusi terhadap isu perkotaan yang dapat dijadikan acuan bagi semua pihak.