Praktik baik tema 6 indikator 6 Proporsi penduduk yang menggunakan layanan sanitasi yang dikelola dengan aman, termasuk fasilitas cuci tangan dengan sabun dan air

Sistem Pengelolaan dan Pembuangan Air Limbah Domestik Terpusat di Kabupaten Gresik

Ringkasan:
Pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Gresik telah berkembang pesat sejak 2011 dengan pembangunan 105 Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja Betoyoguci. Layanan penyedotan resmi dimulai pada 2019 setelah terbitnya Perda No. 9/2018 dan Perda No. 13/2018. Pada 2021, unit pelaksana teknis bertransformasi menjadi BLUD, dan sejak beroperasi penuh pada 2024, pendapatan meningkat signifikan dari hanya Rp7,5 juta (2020) menjadi Rp700 juta (2024), dengan cakupan layanan mencapai 8.622 pelanggan rumah tangga, usaha, dan lembaga sosial. Program ini juga menghadirkan inovasi aplikasi Go-Ploong untuk layanan penyedotan daring yang meraih penghargaan hingga tingkat ASEAN.

Deskripsi:

Program pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Gresik telah mengalami transformasi signifikan sejak tahun 2011. Pada tahap awal, antara tahun 2011 dan 2014, pemerintah membangun 105 Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat di kawasan perumahan dan mendirikan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja Betoyoguci dengan dukungan pendanaan pemerintah pusat. Selain itu, kendaraan vakum untuk pengurasan lumpur juga disediakan melalui pendanaan pemerintah daerah.

Periode 2014-2019 difokuskan pada pelembagaan dengan mendirikan Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Limbah Cair Domestik. Namun, operasi awal menghadapi tantangan karena kekurangan operator. Untuk mengatasi hal ini, pada tahun 2018 diterbitkan Peraturan Daerah Nomor 9 dan 13 yang mengatur pengelolaan air limbah dan retribusi pengurasan lumpur. Hal ini memungkinkan dimulainya secara resmi layanan pengurasan lumpur dan pengolahan septik pada tahun 2019.

Antara tahun 2020 dan 2024, fokus kegiatan bergeser ke arah perluasan layanan dan keberlanjutan keuangan. Pada tahun 2021, Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Limbah Cair Domestik bertransformasi menjadi Badan Pelayanan Publik Daerah dengan peran dalam memberikan otonomi keuangan yang lebih besar. Transformasi ini diformalkan melalui Keputusan Bupati Gresik pada Juli 2023, dan operasi penuh sebagai Badan Pelayanan Publik Daerah dimulai pada tahun 2024. Selama periode ini, pendapatan Badan Pelayanan Publik Daerah meningkat tajam dari Rp7,5 juta pada tahun 2020 menjadi Rp700 juta pada tahun 2024. Layanan juga diperluas untuk mencakup total 8.622 pelanggan, termasuk rumah tangga, bisnis, dan lembaga sosial.

Keberhasilan program ini tidak terlepas dari peran berbagai pemangku kepentingan. Dinas Perumahan dan Permukiman bertanggung jawab atas pengembangan kebijakan dan infrastruktur, sementara Badan Pelayanan Publik Daerah mengelola pengolahan air limbah dan operasi pengurasan lumpur. Peraturan utama seperti Peraturan Daerah Nomor 9/2018 tentang pengelolaan air limbah dan Peraturan Daerah Nomor 13/2018 tentang retribusi pengurasan lumpur memberikan landasan hukum yang kuat. Selain itu, keterlibatan sektor swasta dalam layanan pengurasan lumpur dan peran aktif masyarakat melalui Kelompok Pemeliharaan dan Pengelolaan Instalasi Pengolahan Air Limbah memperkuat sistem tersebut.

Para akademisi, seperti dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, juga berkontribusi melalui penelitian tentang pemanfaatan lumpur tinja untuk kompos dan bahan bangunan. Inovasi teknologi juga mendukung efisiensi layanan. Aplikasi Go-Ploong yang diluncurkan oleh pemerintah Kabupaten Gresik memudahkan masyarakat untuk mengakses layanan pengurasan lumpur secara daring. Aplikasi ini telah mendapat pengakuan nasional dan internasional, termasuk mewakili Indonesia dalam ASEAN ICT Awards.

Secara keseluruhan, program pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Gresik telah memberikan dampak positif yang signifikan. Dari perspektif lingkungan, program ini membantu mencegah pencemaran air tanah dan sungai serta mengurangi praktik buang air besar di tempat terbuka. Dari segi kesehatan, terdapat penurunan risiko penyakit yang disebabkan oleh air yang tercemar, seperti diare dan tifus. Secara ekonomi, program ini menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan daerah. Inovasi berkelanjutan dan kolaborasi antar pemangku kepentingan merupakan kunci keberhasilan program ini dalam menciptakan sanitasi yang aman dan berkelanjutan di Kabupaten Gresik.

Sumber:

Dinas Permukiman, Perumahan dan Kawasan Permukiman, Kabupaten Gresik